Hari Air Sedunia atau World Water Day diperingati setiap tanggal 22 Maret. Kepala Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Hidayat menyatakan, peringatan ini menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran pentingnya pengelolaan sumber daya air berbasis daerah aliran sungai (DAS) terpadu.
“Pengelolaan DAS terpadu menghadirkan solusi holistik terhadap tantangan air yang kita hadapi. Strategi pengelolaan air yang proaktif terbukti mengurangi risiko bencana, melindungi masyarakat, dan menumbuhkan ketahanan regional,” ungkap Hidayat, pada seminar internasional bertajuk “Watershed-Based Water Resources Management for Shared Prosperity,” secara hibrida, Senin (18/3).
Karena itu, lanjut dia, perlu kolaborasi, keterlibatan masyarakat, dan pendanaan berkelanjutan, untuk menjamin keamanan air jangka panjang dan lingkungan yang sehat. Hal ini mencakup praktik konservasi tanah dan air yang mencegah erosi, meminimalkan limbah, dan mendorong siklus air yang berkelanjutan.
“Pendekatan terpadu ini menumbuhkan win-win scenario, yang menguntungkan masyarakat dan lingkungan,” tambahnya.
Komite Pengarah Program Hidrologi Internasional (IHP) UNESCO Indonesia yang juga Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN Mego Pinandito, mengatakan, pertumbuhan populasi global, gangguan iklim, polusi air, dan ketimpangan akses terhadap air bersih memerlukan peralihan ke praktik pengelolaan air berkelanjutan.
Tantangan-tantangan ini memerlukan solusi inovatif. Pengelolaan DAS menjadi solusi yang tepat.
“Dengan memahami aliran air di dalam DAS dan menerapkan langkah-langkah seperti dataran banjir dan penyangga alami, kita dapat meminimalkan dampak banjir dan kekeringan. Ini melindungi masyarakat, infrastruktur, dan lahan pertanian,” ungkap Mego.
Selain itu, pengelolaan DAS dinilai mendorong efisiensi biaya. Mengoptimalkan penggunaan air berarti meminimalkan kehilangan air akibat penguapan dan kebocoran.
“Hal ini dapat mencakup promosi teknologi hemat air di bidang pertanian dan perkotaan. Serta penerapan teknik pemanenan air hujan. Sehingga, mengurangi permintaan terhadap sumber daya yang ada dan menurunkan biaya pengolahan air,” jelasnya.
Source: brin.go.id