Anak usaha Korindo Group yang bergerak di bidang industri kertas, PT Aspex Kumbong berkomitmen untuk menjaga lingkungan dengan menerapkan manajemen pengelolaan air pascaproduksi secara ketat.
Aspex Kumbong menjadi salah satu pionir dalam penggunaan sistem pemantauan kualitas air limbah secara terus-menerus dan dalam jaringan atau dikenal dengan SPARING di Jawa Barat (Jabar).
“Fungsi SPARING adalah sebagai online monitoring. Jadi, setiap saat kualitas air yang ada di IPAL atau WWTP yang akan dibuang itu di-monitoring, ada sensornya yang akan running terus. Setiap detik akan terbaca baik itu parameternya COD, TSS, dan PH serta Debit yang akan terbaca oleh KLHK dan kami juga akan melaporkan kalau ada ketidaksesuaian, kami secara aktif akan mengupdate ke KLHK,” kata Dedi Rusli mewakili Divisi WWTP PT Aspex Kumbong dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Alat pemantauan tersebut dipasang di titik output Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) atau Wastewater Treatment Plant (WWTP/WWT) sebagai bentuk tanggung jawab PT Aspex Kumbong dalam pelaporan kelaikan baku mutu air limbah seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014.
Aspex Kumbong menjelaskan bahwa pada instalasi pengolahan IPAL atau WWTP/WWT, air pascaproduksi terlebih dulu harus melalui proses ekualisasi yang fungsinya untuk menstabilkan laju alir sebelum masuk ke tahap pengolahan selanjutnya. Kemudian air pascaproduksi diolah dengan cara diendapkan dalam kolam sedimentasi untuk memisahkan air dengan zat padat yang terbawa.
Source: antaranews.com