Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus mengoptimalkan layanan infrastruktur irigasi demi memperkuat ketahanan pangan nasional.
Salah satu fokus utama adalah pengelolaan sampah di saluran irigasi yang kerap menghambat distribusi air ke lahan pertanian. Source: mediaindonesia.com
“Sampah di saluran irigasi harus ditangani serius, karena selain mencemari lingkungan, juga mengganggu aliran air dan berisiko memicu banjir,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (4/7).
Melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung, Kementerian PU mengelola sampah di Daerah Irigasi (DI) Rentang dan DI Kamun, yang melayani wilayah Majalengka, Indramayu, dan Cirebon.
Sampah diangkut ke workshop Bendung Rentang untuk dipilah dan diolah sesuai prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Sampah organik diolah jadi kompos, sedangkan plastik diubah menjadi briket atau produk daur ulang lainnya.
Kepala BBWS Cimanuk-Cisanggarung Dwi Agus Kuncoro menambahkan sekitar 500 kg sampah diolah tiap hari, menghasilkan 400 kg cacahan kering
“Kami berharap distribusi air makin lancar dan produktivitas pertanian meningkat,” kata Dwi.
Selain itu, BBWS juga sedang memodernisasi daerah irigasi Rentang untuk meningkatkan keandalan layanan air irigasi.
Saat ini, DI Rentang melayani 87.840 hektare lahan pertanian, dengan target produktivitas padi naik dari 5,6 ton per hektare menjadi 6,5 ton per hektare.
Luas tanam pun ditargetkan melonjak dari 43.229 hektare menjadi 86.423 hektare, serta indeks pertanaman naik dari 120% menjadi 230%.
Source: nasional.kontan.co.id